Minggu, 26 Juni 2016

Kopi Pahit Pagiku,



Saat itu untuk pertama kalinya aku membenci secangkir kopi pagiku.
Rasanya luar biasa pahit dan getir, Bahkan lebih pahit dari penghianatan seorang kekasih.
Tak ada lagi kehangatan yang kurasakan.
Ku hanya diam dan termenung menatap kopi ku.
Warnanya lebih hitam pekat tak seperti biasanya.
seperti awan yang hitam tenggelam dalam dekapan.
Hingga tak ku sadari air mataku jatuh menyatu dengan kopiku.
Tak ada cara lain, takdir telah mengharuskanku meneguknya.

Aku merindukan kopi pagiku yang dulu, yang jauh lebih manis dari sebuah jatuh cinta. Seperti hal nya aku sedang merindukan sosok dia,
Meskipun ia tak pernah bearanjak pergi, aku tetap merasakan kehilangan ia.
Sekarang ia begitu dingin, Tak ada lagi senyuman dan peluk kehangatan darinya.